Minggu, 24 Agustus 2014

Gelap itu...

"Sial... handphone-ku!" umpatnya ketika menyadari hp-nya ketinggalan. Dibantingnya lagi pintu mobil dengan keras. Dia berbalik, bergegas kembali ke dalam rumah. Atasannya menyuruhnya kembali ke kantor pada jam dimana ia seharusnya sudah berbaring di dalam kamarnya yang nyaman. Pukul 11 malam. Seharusnya ia sudah tidur bukan?

Ia terburu-buru membuka pintu kamar. Seingatnya ia menaruh hp-nya itu di meja kecil di samping ranjangnya. Kamar itu sudah gelap. Ia meraba dinding, mencari sakelar lampu. Menyala. 

"Sayang.... kamu belum tidur? Kenapa lampunya tidak kamu nyalakan?" tanyanya pada seorang wanita dalam balutan gamis berwarna hijau yang duduk dipinggir ranjang. Wanita itu mengangkat wajahnya, tersenyum lemah padanya.

"Kamu melupakan sesuatu?" tanya sang wanita pada pria itu. 

"Handphone-ku... tadi seingatku ku taruh di meja ini, tapi...." jawabnya seraya menunjuk ke meja yang dimaksudnya. Tak ada handphone di situ. "Kamu lihat?". Wanita itu tak menjawab, diraihnya tangan sang pria, ditariknya sampai ia berdiri tepat dihadapan sang wanita itu duduk.

"Tahukah kamu kenapa aku suka sekali dengan gelap?" tanyanya dengan menatap tajam mata sang pria. Pria itu mengerutkan dahi. Bingung. Ia menggeleng.

"Karena ia tak pernah mengkhianatimu..."

"Maksud kamu?" Sang pria semakin tak mengerti. Wanita dihadapannya itu menarik nafas panjang dan berat. Matanya tiba-tiba sayu, ia menunduk.

"Gelap selalu merahasiakan kepergianmu. Aku masih mau mempercayai janjimu untuk selalu berada di sisiku, tapi aku selalu tahu ketika kamu beranjak pergi dan gelap membantuku untuk tidak melihatmu berlalu."

"....."

"Kalau terang... ia tak pernah bisa bohong." Wanita itu tersenyum sambil merogoh saku gamisnya. "Terang membuatku bisa melihatmu beranjak menjauh. Dan tahu kah kamu? Menyaksikanmu membalikkan badan, menatap punggungmu yang perlahan menghilang dari pandangan, itu adalah saat-saat paling menyesakkan. Aku takut kalau-kalau kamu tak kan kembali lagi." Wanita itu berdiri, meraih tangan sang pria, diberikannya sesuatu yang diambilnya dari dalam saku gamisnya. Pria itu menatap was-was pada benda yang diberikan sang wanita. Handphone-nya. Ditekannya tombol on. Dia menelan ludah....

Dinda D'Big Boss

Sayang... maaf mengganggumu lagi malam-malam begini tapi materi meeting besok harus dirombak total, klien tidak suka konsepnya. Aku butuh teman begadang. Atau... sekalian saja aku buatkan spaghetti kesukaanmu? Kita candlelight dinner? Aku tunggu di kantor yah... Love you. ^_^

Pria itu membalikkan badannya, bersamaan dengan itu.... "Ppprraaakkkk!!!!" Pintu kamar ditutup dengan keras. Wanita itu tak lagi berada di dalam kamar bersamanya.